TINJAUAN PELAKSANAAN REKAM MEDIS HYBRID DI RUMAH SAKIT UMUM INDO SEHAT KARANGANYAR

Survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum Indo Sehat Karanganyar didapatkan hasil bahwa pelaksanaan rekam medis hybrid masih berjalan, namun masih terdapat beberapa kendala karena kurangnya pengembangan sistem dan pengetahuan petugas tentang rekam medis elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan rekam medis hybrid di Rumah Sakit Umum Indo Sehat Karanganyar dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian meliputi kepala rekam medis, petugas pengelola rekam medis, petugas pendaftaran, dan petugas IT. Objek yang digunakan adalah sistem rekam medis manual dan sistem rekam medis elektronik yang diterapkan di Rumah Sakit Umum Indo Sehat Karanganyar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi dan wawancara terstruktur. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana sudah memadai, dengan terdapat satu buah komputer di setiap unit. Jaringan yang digunakan adalah jenis LAN dengan rata-rata bandwidth mencapai hingga 100 Mbps di setiap perangkat komputer, serta sudah tersedia jaringan WiFi khusus untuk petugas. Namun demikian, masih terdapat kekurangan pada fitur dalam modul SIMRS Khanza, seperti belum adanya pembeda fitur khusus antarinstalasi. Dalam proses penginputan data pasien, mulai dari petugas hingga dokter, masih digunakan dua jenis rekam medis, yaitu manual dan elektronik. Kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan rekam medis hybrid antara lain adalah bertambahnya beban kerja petugas, waktu pelayanan yang menjadi lebih lama, serta kurangnya pengetahuan petugas mengenai rekam medis elektronik. Hal ini berdampak pada belum optimalnya pengembangan sistem SIMRS.

Selain itu, pihak manajemen rumah sakit juga belum melaksanakan kegiatan retensi atau penyusutan arsip untuk mengurangi kapasitas penyimpanan di ruang filing. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan agar dilakukan peningkatan (upgrade) terhadap sistem SIMRS, segera melaksanakan program retensi arsip, serta mengadakan pelatihan bagi petugas pendaftaran, tim IT, dan dokter terkait penggunaan rekam medis elektronik, sehingga proses menuju penerapan RME 100% dapat segera tercapai.